Wisata Religi dan Sejarah di Gunung Santri Banten

Wisata Religi dan Sejarah di Gunung Santri Banten - Gunung Santri adalah merupakan salah satu objek wisata religi yang berada di daerah Bojonegara, Provinsi Banten. Lokasinya berada di sebelah barat laut pantai utara Banten, dekat dengan pelabuhan lama Banten, yaitu kisaran 25 km dari arah Serang, dan 7 Km dari Cilegon.

Wisata Religi dan Sejarah di Gunung Santri Banten

Gunung Santri Banten tempat bersejarah

Wisata religi gunung santri - Gunung Santri tersebut sebenarnya merupakan sebuah bukit, akan tetapi karena bentuknya yang mirip dengan gunung, dan posisinya yang memang dikelilingi gugusan gunung memanjang dari arah pantai sampai ke Gunung Gede, maka dikenal dengan sebutan Gunung Santri.

Di sekitar gunung tersebut terdapat beberapa perkampungan, di antaranya saja Lumajang, Beji, Kejangkungan, Gunung Santri, dan Pangsoran. Khusus di kaki bukit kampung Beji ada sebuah masjid Beji yang merupakan tonggak sejarah kota Cilegon. Masjid tersebut seusia dengan masjid Banten lama yang sudah didirikan sejak era kesultanan Banten, akan tetapi sayangnya sudah dipugar tanpa adanya mempertahankan bentuk aslinya.

Meskipun bukan gunung sebenarnya, untuk mendaki bukit yang satu ini tetap memerlukan tenaga ekstra sekaligus stamina yang prima. Jalur pendakiannya melewati anak tangga sepanjang 600 meter tentu saja dengan jalan yang berliku-liku, dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki saja.

Makam di Puncak Gunung Santri Walaupun medan yang dijelajahi cukup berat, hal ini bukanlah satu halangan bagi para pendatang untuk tetap berziarah ke Gunung Santri. Alasannya, di puncak gunung tersebut terdapat beberapa makan para pemuka agama islam dengan keilmuan yang sangat mempuni tinggi.

Yang pertama yaitu makam Syeikh Muhammad Sholeh bin Abdurrohman yang wafat pada tahun 1550 Masehi/958 Hijriah di usia 76 tahun. Sewaktu hidupnya, Syeikh Muhammad Sholeh dikenal benar-benar sederhana dengan hidup bercocok tanam. Setelah berguru pada Sunan Ampel, beliau menjadi seorang ulama yang mempunyai kesabaran yang tinggi sekaligus menduduki martabat kewalian. Selain berdakwah untuk menyebarkan syari'at agama islam, beliau juga bertugas sebagai pengawal Sultan Maulana Hasanuddin, adalah merupakan putra dari Sunan Gunung Jati.

Selain makam tersebut, di puncak Gunung Santri juga terdapat Makam Syeikh Maulana Malik Isroil bin Abul Hasan Asy Syadzili yang wafat di tahun 1435 M. Beliau seorang ulama yang berasal dari Turki dan diutus oleh Sultan Muhammad I sebagai anggota wali songo pertama yang menerangkan agama islam di daerah Cilegon, Banten. Selain populer sebagai ulama dan ahli tata negara, Syeikh Maulana Malik Isroil beliau juga merupakan sebagai guru besar Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), Sunan Giri (Maulana ‘Ainul Yaqin), begitu juga Sunan Demak (Raden Fatah). Ketiganya pada waktu itu dididik sebagai persiapan menjadi raja.

Yang terakhir, di puncak gunung santri tersebut juga ada makam seorang ulama asal Persia (Iran) bernama Maulana Muhammad Ali Akbar yang terkenal ahli di bidang pertanian sekaligus pengobatan, dan juga menyebarkan ajaran islam di Jawa Tengah. Makam-makam tersebut pada umumnya sangatlah ramai berjubel didatangi peziarah pada bulan Maulid, Ramadhan, selepas idul fitri dan juga menjelang musim haji.

Mata Pencaharian Penduduk Disekitar dan Lahan Sedekah

Keberadaan makam waliullah di puncak Gunung Santri menjadi keuntungan tersendiri bagi penduduk sekitar. Kebanyakan penduduk mengandalkan mata pencahariannya dengan berdagang berjajar dari mulai pintu masuk sampai ke puncak gunung santri. Umumnya mereka menyiapkan makanan dan juga minuman, seperti nasi rames, mie instan, bahkan ada juga kedai kopi dan warung-warung yang menjual makanan khas misalkan rempeyek. Begitu juga dengan pedagang yang menyajikan suvenir Gunung Santri dari mulai kaos, kopiah, dan sebagainya, bahkan ada juga yang menjual air ziarah.

Selain itu, sepanjang jalan menuju tempat wisata Gunung Santri juga dipadati puluhan pengemis dan juga sederet kotak amal. Ada yang ditujukan bagi anak yatim, pembuatan masjid, sampaui untuk pengurusan tempat ziarah. Tentu saja ini merupakan sebuah peluang besar beramal bagi para pendatang untuk menebar sodakoh, sekaligus merupakan menanam pohon untuk bekal nanti disurga.