Sejarah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Sejarah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang - Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II terletak di Jl Cik Agus Kiemas No 1 Palembang.
Sejarah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II


Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang


Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo. Peletakan batu pertama pendiri Mesjid Agung pada 1 Jumadil Akhir 1151 H (1738 M) berlokasi di belakang Benteng Kuto Besak, didalam komplek keraton Kesultanan Palembang Darussalam yang dikelilingi oleh Sungai Musi, Sungai Sekanak, Sungai Tengkuruk, dan Sungai Kapuran. Sungai Kapuran dan Sungai Tengkuruk kemudian di timbun oleh pemerintah Penjajahan Belanda.

Pembangunan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II ini selesai dan diresmikan pada tanggal 28 Jumadil awal 1161H atau 26 Mei 1748 M. Sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada awalnya tidak mempunyai menara, ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun berukuran 30 x 36 meter atau seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah, menjadikannya sebagai bangunan masjid terbesar di Nusantara pada saat itu.

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) dibangun menara di sebelah barat, terpisah dari bangunan masjid. Bentuk menaranya seperti menara bangunan kelenteng dengan bentuk atap berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.

Tahun 1848 diadakan perbaikan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II dilakukan oleh pemerintah Penjajahan Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan hanya atapnya yang berganti atap sirap dan penambahan tinggi menara yang dilengkapi dengan beranda melingkar. Diadakan perubahan bentuk gerbang serambi masuk dari bentuk tradisional menjadi bentuk Dorik.

Pada tahun 1879 telah diadakan perubahan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, perluasan bentuk gerbang serambi masuk di bongkar ditambah serambi yang terbuka dengan tiang beton bulat sehingga bentuknya seperti Pendopo bergaya bangunan kolonial. Sumber:situsbudaya.id