Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati

Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati - Makam Sunan Gunung Jati atau syeikh Syarif Hidayatullah terletak di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bangunan makam Sunan Gunung Jati memiliki arsitektur unik yang merupakan kombinasi gaya arsitektur Cina, Arab dan Jawa. Arsitektur Cina terdapat pada desain interior dinding makam sedangkan arsitektur Jawa tampak pada atap bangunan yang berbentuk limasan.


Wisata Makam Sunan Gunung Jati


Makam Sunan Gunung Jati terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Kompleks pemakaman ini menempati lahan seluas 4 hektar, dan menjadi tempat wisata ziarah di Cirebon yang selalu ramai pengunjung. Terutama pada waktu-waktu tertentu, seperti Jumat Kliwon, peringatan maulud Nabi Muhammad SAW, ritual Grebeg Syawal, ritual Grebeg Rayagung, dan ritual pencucian jimat.

Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati adalah nama lain dari Syeikh Syarif Hidayatullah, beliau adalah seorang kekasih Allah yang menyebarkan agama Islam di tatar Sunda dan dimakamkan di kota Cirebon. Keberadaan makam Sunan Gunung Jati ini menjadi magnet tersendiri yang mampu menarik minat para peziarah dari berbagai kota di Indonesia untuk datang ke Kota Cirebon.

Selain Cirebon, salah satu kota yang dikenal sebagai tempat ziarah di Jawa Barat adalah Tasikmalaya. Di Kabupaten Tasikmalaya juga terdapat makam waliyullah, yakni Syeikh Abdul Muhyi yang makamnya berada di daerah Pamijahan, Tasikmalaya.

Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati dan keluargnya disebut Wukir Sapta Rengga. Pemakaman ini terdiri atas sembilan tingkat. Tingkat kedelapan ke bawah merupakan makam keluarga dan keturunan Sunan, Sunan Gunung Jati sendiri dimakamkan di tingkat kesembilan.

Di kompleks Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati terdapat pasir malela yang dibawa oleh Pangeran Cakrabuana dari Mekah. Pangeran Cakrabuana adalah putera Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Padjadjaran. Siapapun yang keluar dari kompleks makam Sunan Gunung Djati, termasuk juru kunci, harus membersihkan kakinya agar pasir malela tidak terbawa keluar kompleks makam mengingat perjuangan membawa pasir malela dari mekah kala itu cukup berat.

Keistimewaan Makam Sunan Gunung Jati

Bangunan makam Sunan Gunung Jati merupakan kombinasi gaya arsitektur Cina, Jawa dan Arab. Benda-benda antik seperti keramik dan porselin tampak menghiasi bagian interior dinding makam dan di sepanjang jalan makam. Benda-benda antik tersebut sudah berusia ratusan tahun, namun hingga kini masih terawat dengan baik. Benda-benda tersebut dibawa dari Cina sekitar abad ke-13 oleh Nyi Mas Ratu Rara Sumedang.

Arsitektur gaya Arab tampak pada hiasan kaligrafi di dinding bangunan makam yang terlihat sangat indah. Sedangkan gaya arsitektur Jawa bisa kita lihat dari atap yang berbentuk limasan.

Di kompleks Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati terdapat sembilan pintu makam yang masing-masing memiliki nama yang berbeda. Pintu-pintu ini tersusun bertingkat, secara berurutan nama pintu di Makam Sunan Gunung Jati adalah pintu gapura, pintu krapyak, pintu pasujudan, pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga, pintu kaca, pintu bacem, dan pintu kesembilan bernama pintu teratai.

Pengunjung atau peziarah hanya diizinkan masuk sampai pintu ke lima saja. Sebab pintu ke enam sampai ke sembilan hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.

Objek Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati memiliki berbagai macam ritual, yaitu ritual Grebeg Syawal, Grebeg Rayagung, dan pencucian jimat. Grebeg Syawal adalah ritual untuk mengenang tradisi Sultan Cirebon yang datang ke makan Sunan Gunung Jati setiap tahun. Ritual ini biasa diselenggarakan setiap hari ke 7 bulan Syawal.

Grebeg Rayagung adalah kunjungan yang diadakan setiap hari raya Idul Adha. Sedangkan ritual pencucian jimat biasa diadakan setiap tahun pada bulan Ramadhan. Biasanya dilaksanakan setelah shalat subuh bertepatan dan peringatan Nuzulul Qur’an.

Di kompleks makam Sunan Gunung Jati terdapat dua buah rungan yang disebut Balaimangu Majapahit dan Malaimangu Padjadjaran. Balaimangu Majapahit merupakan bangunan hadiah dari kerajaan Majapahit, sedangkan Balaimangu Padjadjaran merupakan hadiah dari Prabu Siliwangi dari kerajaan Padjadjaran.
Harga Tiket Masuk Makam Sunan Gunung Jati

Pengunjung yang hendak berziarah ke makam Sunan Gunung Jati tidak dipungut biaya, namun bila pengunjung berniat untuk sedekah, di setiap pintu masuk sudah tersedia kotak sumbangan. Anda boleh mengisi kotak sumbangan tersebut seikhlasnya.

Akses Menuju Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati

Untuk sampai di makam Sunan Gunung Jati, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Bila menggunakan angkutan umum, dari Terminal Cirebon kita bisa naik bus jurusan Cirebon – Indramayu, turun di lokasi. Jarak makam Sunan Gunung Jati dari pusat kota Cirebon adalah sekitar 6 km, dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.

Bagi pengunjung dari luar kota, di sekitar Tempat Wisata Makam Sunan Gunung Jati terdapat penginapan. Selain itu, terdapat pula berbagai fasilitas seperti masjid, paseban, pendopo, warung makan, penjual souvenir dan tempat parkir yang cukup luas.

Saran, sebelum berangkat niatnya harus diluruskan dulu, agar JANGAN sampai kedatangan kita ke wisata ziarah tergolong pada perbuatan syirik yang dapat merusak akidah.

Itulah informasi mengenai makam Sunan Gunung Jati, tempat wisata ziarah di Cirebon, Jawa Barat. Semoga ulasan ini bermanfaat.Sumber:zonalibur.com.