Desa wisata Batik Bantul Yogyakarta - Melihat Sentra Batik Tulis Giriloyo, Imogiri, Bantul Kampung Batik Giriloyo Kecamatan Imogiri, Bantul adalah salah satu sentra batik di DIY. Sebagai sentra batik tulis berbagai motif batik klasik mudah dijumpai di tempat ini.
Desa wisata bantul jogja - Ada banyak motif-motif batik tulis klasik yang dibuat para pembatik yang berada tidak jauh dari komplek makam-makam raja dinasti Mataram Islam. Motif-motif itu di antaranya motif wahyu tumurun, sidomukti, semen romo, semen gurda, truntum, sekar jagad, tambal, kawung, parang gendreh dan parang kusuma.
Dusun Giriloyo Dewa Wukirsari Kecamatan Imogiri yang terletak sekitar 9 km arah selatan Yogyakarta ini dikenal sebagai dengan sebutan Kampung Batik Giriloyo. Di tempat itu ada puluhan showroom dan pekerja terutama ibu-ibu yang bekerja sebagai pembatik.
Showroom tempat menjual berbagai produk batik itu juga dilengkapi dengan gazebo atau tempat mereka membatik, membuat pola dan menggambar motif sehingga pembeli bisa melihat dari dekat prosesnya.
"Itu semua motif-motif klasik, kami hanya meneruskan dari nenek-nenek kami," Ny Amiroh (50), salah satu perajin batik di Kampung Batik Giriloyo saat ditemui detikcom, Senin (2/10/2017).
Mereka menekuni batik tulis secara turun temurun. Namun seiring perkembangan zaman, saat ini Desa wisata batik bantul yogyakarta kampung batik Giriloyo tidak hanya melestarikan batik klasik saja, mereka juga berupaya mengembangkan motif dengan berbagai kreasi dan sentuhan baru. Tujuannya agar batik tidak hanya digemari kalangan tertentu saja, tapi juga generasi muda di era milenial ini.
Amiroh menerangkan, motif batik modern yang banyak dikembangkan di Giriloyo kebanyakan meniru wujud hewan dan tumbuh-tumbuhan. Motif jenis ini, kata Amiroh, sekarang ini memang sedang banyak digemari generasi muda.
"Motif pengembangan tinggal divariasi saja, ada yang motif kembang kantil, wilalung, srigunggu, joko kusumo, brokoli, buah naga, angsa, manggis, terus juga ada anggrek. Untuk motif bunga anggrek yang paling banyak dipesan (kalangan muda)," ungkapnya.
Tidak hanya dengan mengembangkan motif batik kekinian, agar generasi muda mau membeli batik Kampung Batik Giriloyo juga menyediakan pembuatan batik sesuai pesanan atau by request. Mereka tinggal mengirimkan gambar motif sesuai keinginannya, baru permintaan tersebut dikerjakan.
"Keunggulan batik di sini ya karena batik tulisnya itu, dan kegiatan kami juga dalam rangka melestarikan tradisi," katanya.
Ketua II Paguyuban 'Kampung' Batik Giriloyo, Nur Ahmadi, menambahkan pihaknya saat ini memang sedang fokus pengembangan motif batik kekinian. Sebab selain melestarikan motif klasik, pihaknya juga menyadari betul dengan permintaan pasar yang ada.
"Makanya kami harus menyesuaikan diri dari segi motif dan warna. Sah-sah saja (motif fauna dan flora), asalkan masih menggunakan perintangan lilin panas, baik itu menggunakan canting tangan maupun canting cap, itu masih dianggap sebagai batik," jelasnya.
Motof batik klasik Giriloyo, BantulMotof batik klasik Giriloyo, Bantul Foto: Usman Hadi/detikcom
Pengembangan motif batik kekinian atau modern sendiri di Desa wisata batik bantul yogyakarta Giriloyo bukan tanpa kendala. Salah satu kendalanya adalah keterbatasan SDM. Walaupun ada sekitar 1.200 perajin batik di Giriloyo, kebanyakan dari mereka sudah berusia lanjut.
"Mereka (perajin usia lanjut) terbiasa dengan batik klasik. Kalau disuruh buat motif modern yang berupa bunga atau hewan mereka bingung, karena sudah tertanam yang namanya membatik ya seperti itu (motif klasik)," jabarnya.
Oleh sebab itu, Nur sempat khawatir dengan kondisi ini. Apalagi sudah amat jarang generasi muda yang mau melestarikan budaya membatik ini. Saat ini di Desa wisata batik bantul yogyakarta Giriloyo anak-anak muda masih diajari cara membatik.
"Padahal membatik butuh kesabaran, ketelatenan. Tapi kalau anak sekarang kan sukanya yang yang enak-enak, kerja kantoran," katanya (bgs/bgs) Sumber>>> news.detik.com